Indonesia :
Kisah Kutukan ini boleh dikatakan paling melegenda di seantero dunia, khusunya bagi orang-orang yang tertarik dan menyangkut-pautkannya dengan sihir Bangsa Mesir Kuno. Dari waktu ke waktu, Hollywood memproduksi film Curse of the Pharaohs ( Kutukan Sang Fir'aun) atau Mummy.
Semua film-film tersebut memiliki kepercayaan yang sama, yaitu tentang "kutukan" raja Thutankhemen/Thutankhamun yang sangat terkenal itu. Ceritanya ,waktu makam tersebut pertama kali dibuka pada tahun 1922, para jurnalis melaporkan ada prasasti di dekat pintu makam yang Raja Tutankhemen ini yang berbunyi demikian:
"Kematian akan segera mendatangi mereka yang menyentuh makam Pharaoh".
Keliatannya memang konyol, namun peringatan ini nampaknya terbukti benar, ketika semua arkeolog dan para pekerja yang menyentuh makam Tutankhemen dilaporkan meninggal secara misterius dan mengerikan dalam tempo yang tidak terlalu lama setelah peristiwa pembongkaran makam itu terjadi. Baik, sebelum aku menguraikan lebih jauh mengenai kutukan, ada baiknya aku ceritakan dulu siapakah sebenarnya Fir'aun Tutankhemen itu. Tutankhemen adalh raja Mesir Kuno yang bertahta dari tahun 1347 SM sampai 1339 SM. Ia masih anak-anak saat diangkat menjadi raja dan meninggal dunia pada usia yang juga masih sangat muda, 18 tahun. Tutankhamun adalah generasi terakhir dari dinasti ke-18 Fir'aun yang memerintah Mesir mulai dari tahun 1567 SM - 1339 SM. Dinasti ini didalamnya termasuk juga ratu pejuang Hatshepsut ( salah satu Fir'aun wanita selain Nefertiti dan Cleopatra) dan Thutmose III, yang membawa mesir ke puncak kejayaannya sekitar tahun 1400 SM. Raja Muda yang malang ini adalah putra dari Akhenaten, yang bersama ratu Nefertiti membuat revolusi di Mesir. Akhenaten merupakan raja yang mengganti pemujaan terhadap dewa-dewa Mesir kuno dengan pemujaan dewa tunggal, dan memindahkan ibukota kerajaan ke Armarna. Istri Tutankhemen adalah saudara tirinya sendiri, Ankhesenamun. Saat raja muda ini meninggal dengan sebab yang tidak diketahui dengan pasti (mungkin dibunuh), Ankhesenamun berada di bawah kekuasaan musuhnya, Ay dan Jendral Horemheb.
Ada empat "Raja-raja Amarna" pada Dinasti ke-18 dan Tutankhamun yang ketiga. Karena Dinasti ke-19 tidak menyukai peraturan Dinasti ke-18, maka raja-raja Amarna dicoret dari daftar keluarga raja dan itu dilakukan didepan umum. Monumen raja Tutankhemen di hancurkan, dan lokasi makamnya dilupakan. Dan itu benar, keberadaan makam raja muda yang bernasib malang tersebut benar-benar terlupakan oleh Dinasti ke-20. Ketika kepala arsitek memulai memahat batu untuk membuat makam Ramses VI, ia tidak tahu bahwa ia telah membiarkan puing-puing berjatuhan di atas makam Raja Tutankhamun.
Dan semenjak itu, makam raja muda ini benar-benar dilupakan karena ia dulu juga bukan merupakan penguasa yang hebat, sama sekali tidak mengesankan. Namun hal ini justru membawa keuntungan pada 3.300 tahun kemudian, mengapa? Karena makamnya tersembunyi dan harta karunnya tetap tidak tersentuh. Dan ini menjadikan makan Raja muda Tutankhamun merupakan satu-satunya makam raja Mesir kuno yang di kuburkan di Lembah Raja-raja Luxor yang tidak diacak-acak selama berabad-abad oleh para perampok.
Pada bulan November 1922, seorang arkeolog bernama Howard Carter, telah menghabiskan tujuh tahun lamanya dan merasa frustasi mencari makam Raja Tutankhamun di lembah raja-raja, Luxor. Namun penantian selama itu ternyata tidak sia-sia baginya, setelah para pekerja menggali empat meter di bawah makam Ramses VI, dimana mereka menemukan pintu masuk pada dinding batu yang menuju lorong yang cukup besar dengan tinggi tiga meter dan lebar dua meter. Mereka membersihkan puing-puing, dan pada langkah ke-20, mereka menemukan bagian atas pintu batu yang tertutup.
Ini berita yang menggairahkan, dan Howard Carter segera mengundang orang yang telah mendanai proyeknya, Lord Carnarvon, untuk datang ke situs tersebut dalam acara pembukaan makam. Carter dan Carnarvon datang pada sore hari tanggal 24 November, ketika semua puing telah disingkirkan untuk menyingkap pintu batu yang memperlihatkan segel Raja Tutankhamun. Begitu pintu ini terbuka, diperlukan waktu dua hari kerja keras untuk membersihkan puing-puing pada tangga menurun yang lain. Kali ini mereka menemukan pintu kedua, yang memiliki segel Royal Necropolis dan Tutankhamun . Para pekerja membuat lubang pada pintu batu, dan dengan menggunakan cahaya lilin, Carter melongok ke dalam. Lord Carnarvon bertanya, " Dapatkah kamu melihat semuanya?". Carter menjawab," Ya, barang-barang yang menakjubkan."
Di sana, di ruang depan, ada harta karun yang sungguh luar biasa. Bahkan ada lebih banyak lagi di ruang dalam, yang membutuhkan waktu tiga bulan untuk memasukinya. Lord Carnarvon sendiri yang membuka pintu dalam ini pada tanggal 17 Februari 1923. Mumi Raja Tutankhemen terbaring di dalam tiga peti mati. Dua peti mati yang berada paling luar terbuat dari emas yang dipasang pada rangka kayu. Sementara peti mati yang paling dalam semuanya terbuat 300 pound emas murni. Didalam peti emas itu terbaring sesuatu yang lebih menakjubkan. Mumi itu ditutupi oleh topeng kematian dari seseorang raja anak laki-laki. Mumi Tutankhamun terbaring di bawah 13 lapis kain linen. Setelah Carter melepasnya, dia menemukan seuntai kalung tersembunyi didalamnya untuk mengusir iblis.
Peti Mati Raja Tutankhemen
Selama berabad-abad damar dan minyak yang digunakan untuk membuat mumi telah berubah menjadi lem yang merekatkan kain linen. Untuk melepaskan kalung itu, Carter melakukan tindakan radikal, yaitu dengan memotong-motong mumi. Ini sangat fatal. Dalam 14 hari, 2 dari orang-orang yang terlibat meninggal secara mendadak. Bahkan pada tahun 1929, 13 orang meninggal karena satu sebab...."Kutukan"
Lord Carvarnon meninggal pada tanggal 6 April 1923 karena pneumonia, komplikasi akibat gigitan nyamuk yang terinfeksi. Kemudian para jurnalis menemukan prasasti di dekat pintu makam tentang peringatan mengenai kematian tadi. Mereka kemudian mengatakan bahwa "Kutukan Fir'aun Tutankhemen-lah yang membunuh Lord Carvarnon". Menyusul kemudian, Lady Carnarvon, yang menyusul suaminya ke alam baka dengan sebab kematian yang tak jelas.
Di tahun yang sama, seorang meninggal secara mendadak setelah mengunjungi makam ini dan dianggap merupakan ulah "kutukan" juga. Ia adalah Pecky Callender, yang membantu Carter memasuki makam. Kematian misterius juga dialami oleh salah seorang pengusaha kaya yang berkunjung ke makam Tutankhemen, George Jay Gould. Untuk tour mahalnya ini, Gould harus membayar mahal. Malam hari setelah mengunjungi makam, ia terkena demam, dan esoknya ia meninggal dunia.
Harta karun Raja muda ini dipamerkan di banyak museum di seantero dunia. Ketika Arthur C Mace dari Metropolitan Museum of Art di New York, dan George Benedite dari Museum Louvre, Paris, ikut-ikutan meninggal dunia secara misterius setelah memamerkan harta karun tersebut di Museum mereka!! Kembali, "Kutukan Tutankhemen" yang disalahkan atas meninggalnya dua orang tersebut. Kutukan itu kembali beraksi dan menjadi dipermasalahkan atas kematian orang-orang yang sedikit sekali terlibat dengan ekspedisi ini. Contohnya sekertaris pribadi Howard Carter yang bernama, Robert Bathnell ikut-ikutan meninggal dunia secara misterius. Tiga bulan kemudian, ayah Bathell, Lord Westbury melompat dari lantai 7 dan tewas. Ia meninggalkan pesan, meyalahkan kutukan Tutankhemen atas kematian anaknya.
Tidak hanya berakhir disitu, saat dalam perjalan ke makam, kereta jenazah Lord Westbury menabrak seorang anak 8 tahun. Anak itu tewas seketika, begitu juga dengan salah seorang pegawai British Museum dalam bidang Egyptology. Selama tiga dekade kutukan itu tak menyerang hingga terakhir kali tempat peristirahatan Tutankhemen diganggu. Hingga saat ini, terhitung kurang lebih 25 orang yang telah meninggal dunia dengan disangkut pautkan dengan kutukan Tutankhamun. Yang terakhir kalinya menimpa seorang wisatawan Sheryl Munson di tahun 1995 silam.
Banyak ilmuwan mulai menelaah kutukan fir'aun dari sudut pandang ilmiah. James Randi, pemain sulap terkenal, dalam bukunya Encyclopedia of Claims, Fraunds and Hoaxes of the Occult and Supranatural, menuliskan nama-nama semua orang Eropa yang hadir ketika makam Tutankhamun dibuka dan kapan mereka meninggal dunia. Pernah mendengar yang namanya "tabel aktuaria?". Tabel ini memberi nilai harapan hidup kita, didasarkan pada dimana tempat tinggal kita, apakah merokok atau tidak,dll. Randi memeriksa tabel aktuari yang relevan untuk semua orang yang dihubungkan dengan makam Raja Tutankhemen, dan siapa yang meninggal berikutnya.
Ternyata, orang-orang yang hadir dalam pembukaan makam, hidup satu tahun lebih lama dibandingkan ramalan tabel aktuaria. Howard Carter meninggal pada usia wajar, yaitu 66 tahun. Dr. Douglas Derry, yang membedah mumi, meninggal pada usia lebih dari 80 tahun. Dan Alfred Lucas, ahli kimia yang menganalisis jaringan tubuh mumi, meninggal pada usia 79 tahun.
Penelitian lain menunjukkan tidak ada pengaruh nyata pada harapan hidup orang-orang yang terlibat pada penggalian tersebut. Jadi dapat disimpulkan, kutukan itu adalah bohong/ sama sekali tidak pernah ada.
Benarkan penelitian ilmiah telah berhasil mengungkap siapa pelaku pembunuhan yang sebenarnya?
Benar. Dan pelakunya sebenarnya ternyata terdapat pada dinding makam. Para korban mungkin tidak meyadari bahwa di dinding-dinding makam yang penuh dengan ornamen-ornamen indah itu ternyata tersembunyi ribuan bahkan lebih pembunuh mematikan yang telah berumur 3000 tahun lamanya!
Dinding-dinding itu diselimuti oleh jamur cokelat kecil. Bakteri mungkin timbul dari plester atau cat dan hidup dari kelembaban plester setelah makam ditutup. Dan, pembunuh sebenarnya adalah bakteri mematikan yang bernama aspergillus niger. Dalam makam yang hangat, bakteri yang menyerang sistim pernapasan ini berkembang. Ia satu-satunya makhluk yang dapat bertahan hidup selama 3000 tahun di makam itu. Saat Shryl Munson , korban terakhir yang ikut meninggal setelah berkunjung ke makam tiba dengan ketahanan tubuh yang rapuh, maka ia adalah rumah utama bagi jamur itu. Spora itu terhisap dan menyerang sel yang lemah, menghancurkannya selagi menyebar. Sheryl Munson kekurangan oksigen, 10 hari setelah masuk rumah sakit, fungsi paru-parunya berhenti. Tim dokter berhasil menemukan jamur aspergilllus niger pada saat melakukan biopsi paru-paru Sheryl Munson dan jamur mematikan ini ditemukan lebih banyak lagi di dalam makam Tutankhamun, terutama di dinding makam. Sheryl ternyata telah melakukan suatu hal yang sangat fatal bagi hidupnya pada saat mengunjungi makam Tutankhemen. Ia menyentuh dinding makam dan mengusap-usapkan jemari tangannya ke beberapa lukisan cat, dimana disana telah menunggu bakteri yang sangat mematikan untuk bermigrasi ke dalam tubuhnya.
Begitu juga dengan orang-orang yang terlibat dalam pembongkaran makam. Bekerja dengan mumi bisa fatal, baik bagi peneliti dan muminya. Tindakan gegabah Howard Carter yang memotong-motong tubuh mumi berakibat sangat fatal bagi mereka yang terlibat. Karena peneliti bisa menghisap spora dari debu mumi. Sebaliknya, peneliti bisa memberikan bakteri atau kelembaban pada permukaan mumi yang bisa mengakibatkan pembusukan.
Walaupun sudah mati selama ribuan tahun, mumi hidup bersama bakteri. Beberapa tak berbahaya, namun beberapa lagi sangat mematikan. Tidak memakai pelindung saat bekerja dengan mumi, akan sangat rentan terinfeksi oleh spora jamur. Dan itulah yang terjadi pada Carter dan orang-orang disekelilingnya. Otopsi gegabah terhadap mumi Tutankhamun ternyata melepas banyak pembunuh mengerikan yang kasat mata. Parahnya, pada saat otopsi itu berlangsung, Carter dan rekan-rekannya tidak memakai pelindung apapun, mereka hanya memakai pakaian sehari-hari. Jadi mungkin terjadi persilangan kerusakan antara para peneliti dan mumi. Namun banyak orang yang beruntung seperti Carter yang tidak terinfeksi bakteri ini.
Darimakah asal mula kutukan itu?
Kutukan dipopulerkan oleh film Hollywood, namun tampaknya berasal dari buku fiksi. Salah satu kemungkinannya adalah cerita pendek berjudul Lost in a Pyramid: The Mummy's Curse, yang ditulis oleh Lousia May Alcott pada tahun 1860. Kemungkinan lain adalah cerita yang ditulis oleh pelukis Amerika, Joseph Smith (1863 - 1950). Ia menceritakan kutukan yang menimpa mertua Tutankhamun, Raja Akhenaton. Takhta diberikan kepada anak perempuan ketiga setelah Raja Akhenaton meninggal. Ketika Tutankhemen menikah dengan anak perempuan ketiga ini, takhta kerajaan diberikan kepadanya. Raja Akhenaton tidak disenangi para pendeta, karena ia telah mencampuri urusan agama mereka. Ia menyatukan ratusan dewa menjadi satu dewa, Ra, Dewa Matahari.
Setelah Akhenaton meninggal dunia, para pendeta membalas dendam dengan mengutuk " jiwa dan raganya" mengembara secara terpisah di ruang angkasa dan tak pernah baersatu menuju keabadian". Namun kutukan ini bukan ditujukan kepada Tutankhemen. Keplala pendeta, Ay, mengambil tkhta ketika Tutankemen meninggal. Dan ada spekulasi bahwa ia-lah yang sebenarnya berada dibalik kematian misterius raja muda ini
Semua film-film tersebut memiliki kepercayaan yang sama, yaitu tentang "kutukan" raja Thutankhemen/Thutankhamun yang sangat terkenal itu. Ceritanya ,waktu makam tersebut pertama kali dibuka pada tahun 1922, para jurnalis melaporkan ada prasasti di dekat pintu makam yang Raja Tutankhemen ini yang berbunyi demikian:
"Kematian akan segera mendatangi mereka yang menyentuh makam Pharaoh".
Keliatannya memang konyol, namun peringatan ini nampaknya terbukti benar, ketika semua arkeolog dan para pekerja yang menyentuh makam Tutankhemen dilaporkan meninggal secara misterius dan mengerikan dalam tempo yang tidak terlalu lama setelah peristiwa pembongkaran makam itu terjadi. Baik, sebelum aku menguraikan lebih jauh mengenai kutukan, ada baiknya aku ceritakan dulu siapakah sebenarnya Fir'aun Tutankhemen itu. Tutankhemen adalh raja Mesir Kuno yang bertahta dari tahun 1347 SM sampai 1339 SM. Ia masih anak-anak saat diangkat menjadi raja dan meninggal dunia pada usia yang juga masih sangat muda, 18 tahun. Tutankhamun adalah generasi terakhir dari dinasti ke-18 Fir'aun yang memerintah Mesir mulai dari tahun 1567 SM - 1339 SM. Dinasti ini didalamnya termasuk juga ratu pejuang Hatshepsut ( salah satu Fir'aun wanita selain Nefertiti dan Cleopatra) dan Thutmose III, yang membawa mesir ke puncak kejayaannya sekitar tahun 1400 SM. Raja Muda yang malang ini adalah putra dari Akhenaten, yang bersama ratu Nefertiti membuat revolusi di Mesir. Akhenaten merupakan raja yang mengganti pemujaan terhadap dewa-dewa Mesir kuno dengan pemujaan dewa tunggal, dan memindahkan ibukota kerajaan ke Armarna. Istri Tutankhemen adalah saudara tirinya sendiri, Ankhesenamun. Saat raja muda ini meninggal dengan sebab yang tidak diketahui dengan pasti (mungkin dibunuh), Ankhesenamun berada di bawah kekuasaan musuhnya, Ay dan Jendral Horemheb.
Ada empat "Raja-raja Amarna" pada Dinasti ke-18 dan Tutankhamun yang ketiga. Karena Dinasti ke-19 tidak menyukai peraturan Dinasti ke-18, maka raja-raja Amarna dicoret dari daftar keluarga raja dan itu dilakukan didepan umum. Monumen raja Tutankhemen di hancurkan, dan lokasi makamnya dilupakan. Dan itu benar, keberadaan makam raja muda yang bernasib malang tersebut benar-benar terlupakan oleh Dinasti ke-20. Ketika kepala arsitek memulai memahat batu untuk membuat makam Ramses VI, ia tidak tahu bahwa ia telah membiarkan puing-puing berjatuhan di atas makam Raja Tutankhamun.
Dan semenjak itu, makam raja muda ini benar-benar dilupakan karena ia dulu juga bukan merupakan penguasa yang hebat, sama sekali tidak mengesankan. Namun hal ini justru membawa keuntungan pada 3.300 tahun kemudian, mengapa? Karena makamnya tersembunyi dan harta karunnya tetap tidak tersentuh. Dan ini menjadikan makan Raja muda Tutankhamun merupakan satu-satunya makam raja Mesir kuno yang di kuburkan di Lembah Raja-raja Luxor yang tidak diacak-acak selama berabad-abad oleh para perampok.
Pada bulan November 1922, seorang arkeolog bernama Howard Carter, telah menghabiskan tujuh tahun lamanya dan merasa frustasi mencari makam Raja Tutankhamun di lembah raja-raja, Luxor. Namun penantian selama itu ternyata tidak sia-sia baginya, setelah para pekerja menggali empat meter di bawah makam Ramses VI, dimana mereka menemukan pintu masuk pada dinding batu yang menuju lorong yang cukup besar dengan tinggi tiga meter dan lebar dua meter. Mereka membersihkan puing-puing, dan pada langkah ke-20, mereka menemukan bagian atas pintu batu yang tertutup.
Ini berita yang menggairahkan, dan Howard Carter segera mengundang orang yang telah mendanai proyeknya, Lord Carnarvon, untuk datang ke situs tersebut dalam acara pembukaan makam. Carter dan Carnarvon datang pada sore hari tanggal 24 November, ketika semua puing telah disingkirkan untuk menyingkap pintu batu yang memperlihatkan segel Raja Tutankhamun. Begitu pintu ini terbuka, diperlukan waktu dua hari kerja keras untuk membersihkan puing-puing pada tangga menurun yang lain. Kali ini mereka menemukan pintu kedua, yang memiliki segel Royal Necropolis dan Tutankhamun . Para pekerja membuat lubang pada pintu batu, dan dengan menggunakan cahaya lilin, Carter melongok ke dalam. Lord Carnarvon bertanya, " Dapatkah kamu melihat semuanya?". Carter menjawab," Ya, barang-barang yang menakjubkan."
Di sana, di ruang depan, ada harta karun yang sungguh luar biasa. Bahkan ada lebih banyak lagi di ruang dalam, yang membutuhkan waktu tiga bulan untuk memasukinya. Lord Carnarvon sendiri yang membuka pintu dalam ini pada tanggal 17 Februari 1923. Mumi Raja Tutankhemen terbaring di dalam tiga peti mati. Dua peti mati yang berada paling luar terbuat dari emas yang dipasang pada rangka kayu. Sementara peti mati yang paling dalam semuanya terbuat 300 pound emas murni. Didalam peti emas itu terbaring sesuatu yang lebih menakjubkan. Mumi itu ditutupi oleh topeng kematian dari seseorang raja anak laki-laki. Mumi Tutankhamun terbaring di bawah 13 lapis kain linen. Setelah Carter melepasnya, dia menemukan seuntai kalung tersembunyi didalamnya untuk mengusir iblis.
Peti Mati Raja Tutankhemen
Selama berabad-abad damar dan minyak yang digunakan untuk membuat mumi telah berubah menjadi lem yang merekatkan kain linen. Untuk melepaskan kalung itu, Carter melakukan tindakan radikal, yaitu dengan memotong-motong mumi. Ini sangat fatal. Dalam 14 hari, 2 dari orang-orang yang terlibat meninggal secara mendadak. Bahkan pada tahun 1929, 13 orang meninggal karena satu sebab...."Kutukan"
Lord Carvarnon meninggal pada tanggal 6 April 1923 karena pneumonia, komplikasi akibat gigitan nyamuk yang terinfeksi. Kemudian para jurnalis menemukan prasasti di dekat pintu makam tentang peringatan mengenai kematian tadi. Mereka kemudian mengatakan bahwa "Kutukan Fir'aun Tutankhemen-lah yang membunuh Lord Carvarnon". Menyusul kemudian, Lady Carnarvon, yang menyusul suaminya ke alam baka dengan sebab kematian yang tak jelas.
Di tahun yang sama, seorang meninggal secara mendadak setelah mengunjungi makam ini dan dianggap merupakan ulah "kutukan" juga. Ia adalah Pecky Callender, yang membantu Carter memasuki makam. Kematian misterius juga dialami oleh salah seorang pengusaha kaya yang berkunjung ke makam Tutankhemen, George Jay Gould. Untuk tour mahalnya ini, Gould harus membayar mahal. Malam hari setelah mengunjungi makam, ia terkena demam, dan esoknya ia meninggal dunia.
Harta karun Raja muda ini dipamerkan di banyak museum di seantero dunia. Ketika Arthur C Mace dari Metropolitan Museum of Art di New York, dan George Benedite dari Museum Louvre, Paris, ikut-ikutan meninggal dunia secara misterius setelah memamerkan harta karun tersebut di Museum mereka!! Kembali, "Kutukan Tutankhemen" yang disalahkan atas meninggalnya dua orang tersebut. Kutukan itu kembali beraksi dan menjadi dipermasalahkan atas kematian orang-orang yang sedikit sekali terlibat dengan ekspedisi ini. Contohnya sekertaris pribadi Howard Carter yang bernama, Robert Bathnell ikut-ikutan meninggal dunia secara misterius. Tiga bulan kemudian, ayah Bathell, Lord Westbury melompat dari lantai 7 dan tewas. Ia meninggalkan pesan, meyalahkan kutukan Tutankhemen atas kematian anaknya.
Tidak hanya berakhir disitu, saat dalam perjalan ke makam, kereta jenazah Lord Westbury menabrak seorang anak 8 tahun. Anak itu tewas seketika, begitu juga dengan salah seorang pegawai British Museum dalam bidang Egyptology. Selama tiga dekade kutukan itu tak menyerang hingga terakhir kali tempat peristirahatan Tutankhemen diganggu. Hingga saat ini, terhitung kurang lebih 25 orang yang telah meninggal dunia dengan disangkut pautkan dengan kutukan Tutankhamun. Yang terakhir kalinya menimpa seorang wisatawan Sheryl Munson di tahun 1995 silam.
Banyak ilmuwan mulai menelaah kutukan fir'aun dari sudut pandang ilmiah. James Randi, pemain sulap terkenal, dalam bukunya Encyclopedia of Claims, Fraunds and Hoaxes of the Occult and Supranatural, menuliskan nama-nama semua orang Eropa yang hadir ketika makam Tutankhamun dibuka dan kapan mereka meninggal dunia. Pernah mendengar yang namanya "tabel aktuaria?". Tabel ini memberi nilai harapan hidup kita, didasarkan pada dimana tempat tinggal kita, apakah merokok atau tidak,dll. Randi memeriksa tabel aktuari yang relevan untuk semua orang yang dihubungkan dengan makam Raja Tutankhemen, dan siapa yang meninggal berikutnya.
Ternyata, orang-orang yang hadir dalam pembukaan makam, hidup satu tahun lebih lama dibandingkan ramalan tabel aktuaria. Howard Carter meninggal pada usia wajar, yaitu 66 tahun. Dr. Douglas Derry, yang membedah mumi, meninggal pada usia lebih dari 80 tahun. Dan Alfred Lucas, ahli kimia yang menganalisis jaringan tubuh mumi, meninggal pada usia 79 tahun.
Penelitian lain menunjukkan tidak ada pengaruh nyata pada harapan hidup orang-orang yang terlibat pada penggalian tersebut. Jadi dapat disimpulkan, kutukan itu adalah bohong/ sama sekali tidak pernah ada.
Benarkan penelitian ilmiah telah berhasil mengungkap siapa pelaku pembunuhan yang sebenarnya?
Benar. Dan pelakunya sebenarnya ternyata terdapat pada dinding makam. Para korban mungkin tidak meyadari bahwa di dinding-dinding makam yang penuh dengan ornamen-ornamen indah itu ternyata tersembunyi ribuan bahkan lebih pembunuh mematikan yang telah berumur 3000 tahun lamanya!
Dinding-dinding itu diselimuti oleh jamur cokelat kecil. Bakteri mungkin timbul dari plester atau cat dan hidup dari kelembaban plester setelah makam ditutup. Dan, pembunuh sebenarnya adalah bakteri mematikan yang bernama aspergillus niger. Dalam makam yang hangat, bakteri yang menyerang sistim pernapasan ini berkembang. Ia satu-satunya makhluk yang dapat bertahan hidup selama 3000 tahun di makam itu. Saat Shryl Munson , korban terakhir yang ikut meninggal setelah berkunjung ke makam tiba dengan ketahanan tubuh yang rapuh, maka ia adalah rumah utama bagi jamur itu. Spora itu terhisap dan menyerang sel yang lemah, menghancurkannya selagi menyebar. Sheryl Munson kekurangan oksigen, 10 hari setelah masuk rumah sakit, fungsi paru-parunya berhenti. Tim dokter berhasil menemukan jamur aspergilllus niger pada saat melakukan biopsi paru-paru Sheryl Munson dan jamur mematikan ini ditemukan lebih banyak lagi di dalam makam Tutankhamun, terutama di dinding makam. Sheryl ternyata telah melakukan suatu hal yang sangat fatal bagi hidupnya pada saat mengunjungi makam Tutankhemen. Ia menyentuh dinding makam dan mengusap-usapkan jemari tangannya ke beberapa lukisan cat, dimana disana telah menunggu bakteri yang sangat mematikan untuk bermigrasi ke dalam tubuhnya.
Begitu juga dengan orang-orang yang terlibat dalam pembongkaran makam. Bekerja dengan mumi bisa fatal, baik bagi peneliti dan muminya. Tindakan gegabah Howard Carter yang memotong-motong tubuh mumi berakibat sangat fatal bagi mereka yang terlibat. Karena peneliti bisa menghisap spora dari debu mumi. Sebaliknya, peneliti bisa memberikan bakteri atau kelembaban pada permukaan mumi yang bisa mengakibatkan pembusukan.
Walaupun sudah mati selama ribuan tahun, mumi hidup bersama bakteri. Beberapa tak berbahaya, namun beberapa lagi sangat mematikan. Tidak memakai pelindung saat bekerja dengan mumi, akan sangat rentan terinfeksi oleh spora jamur. Dan itulah yang terjadi pada Carter dan orang-orang disekelilingnya. Otopsi gegabah terhadap mumi Tutankhamun ternyata melepas banyak pembunuh mengerikan yang kasat mata. Parahnya, pada saat otopsi itu berlangsung, Carter dan rekan-rekannya tidak memakai pelindung apapun, mereka hanya memakai pakaian sehari-hari. Jadi mungkin terjadi persilangan kerusakan antara para peneliti dan mumi. Namun banyak orang yang beruntung seperti Carter yang tidak terinfeksi bakteri ini.
Darimakah asal mula kutukan itu?
Kutukan dipopulerkan oleh film Hollywood, namun tampaknya berasal dari buku fiksi. Salah satu kemungkinannya adalah cerita pendek berjudul Lost in a Pyramid: The Mummy's Curse, yang ditulis oleh Lousia May Alcott pada tahun 1860. Kemungkinan lain adalah cerita yang ditulis oleh pelukis Amerika, Joseph Smith (1863 - 1950). Ia menceritakan kutukan yang menimpa mertua Tutankhamun, Raja Akhenaton. Takhta diberikan kepada anak perempuan ketiga setelah Raja Akhenaton meninggal. Ketika Tutankhemen menikah dengan anak perempuan ketiga ini, takhta kerajaan diberikan kepadanya. Raja Akhenaton tidak disenangi para pendeta, karena ia telah mencampuri urusan agama mereka. Ia menyatukan ratusan dewa menjadi satu dewa, Ra, Dewa Matahari.
Setelah Akhenaton meninggal dunia, para pendeta membalas dendam dengan mengutuk " jiwa dan raganya" mengembara secara terpisah di ruang angkasa dan tak pernah baersatu menuju keabadian". Namun kutukan ini bukan ditujukan kepada Tutankhemen. Keplala pendeta, Ay, mengambil tkhta ketika Tutankemen meninggal. Dan ada spekulasi bahwa ia-lah yang sebenarnya berada dibalik kematian misterius raja muda ini
English :
Curse of the story is arguably the most legendary in the entire world, especially for people who are interested in and concerned with magic-pautkannya Ancient Egyptians.From time to time, Hollywood produced the movie Curse of the Pharaohs (Curse of the Pharaoh) or the Mummy.All these films have the same beliefs, that is about the "curse" king Thutankhemen / Thutankhamun very famous. The story, when the tomb was first opened in 1922, journalists reported no inscription near the tomb of King Tutankhemen which reads this way:"Death will soon come to those who touch the tomb of Pharaoh".Keliatannya is ridiculous, but it seems the warning proved true, when all the archaeologists and workers who touch the tomb Tutankhemen reportedly died under mysterious and horrible within a reasonable time after the demolition of the tomb took place. Well, before I elaborate further about the curse, it's good I used to tell me who the Pharaoh Tutankhemen it. Tutankhemen adalh Ancient Egyptian king who reigned from 1347 BC to 1339 BC. He was a child when it is taken to be the king and died at the age of which is also still very young, 18 years old. Tutankhamun was the last generation of the 18th dynasty pharaoh who ruled Egypt from 1567 BC - 1339 BC. This dynasty warrior queen in it as well as Hatshepsut (one female pharaohs Nefertiti and Cleopatra apart) and Thutmose III, who brought Egypt to a peak around 1400 BC. This poor young king was the son of Akhenaten, Queen Nefertiti which together create a revolution in Egypt. Akhenaten is the king who changed the worship of the gods of ancient Egypt to worship a single god, and move the capital of the kingdom to Armarna. Tutankhemen is his half-brother's wife alone, Ankhesenamun. When the young king died with unknown cause with certainty (possibly murdered), Ankhesenamun under the authority of his enemy, Ay and General Horemheb.
There are four "Amarna kings" in the 18th Dynasty and the third Tutankhamun. Due to the 19th Dynasty did not like the rules of the 18th Dynasty, the kings of the Amarna royal family dropped from the list and it's done in public. The monument was destroyed Tutankhemen king, and the location of his grave is forgotten. And that is true, the existence of the young king's tomb which is unfortunate really forgotten by the 20th Dynasty. As chief architect started carving stone to make the tomb of Ramesses VI, he did not know that he has let the debris fall on the tomb of King Tutankhamun.And since then, the tomb of the young king is totally forgotten that he had also not a great ruler, not at all impressive. But this would bring benefits to the 3,300 years later, why?Because the hidden tomb and his treasures remain untouched. And this makes eating the young King Tutankhamun is the only tomb in the ancient Egyptian kings buried in the Valley of the Kings Luxor is not compromised for centuries by the robbers.
In November 1922, an archaeologist named Howard Carter had spent seven years and was frustrated to find the tomb of King Tutankhamun in the Valley of the Kings, Luxor.But wait as long as it was not in vain for him, his workers dug four meters below the tomb of Ramses VI, where they found an entrance in the rock that led to a passageway with a three meter high and two meters wide. They clean up the debris, and in step-20, they found the stone that closed the door.This was exciting news, and Howard Carter immediately invited his financier, Lord Carnarvon, to come to the site for the opening of the tomb. Carter and Carnarvon on the afternoon of 24 November, when all the rubble was removed to reveal the stone door with the seal of King Tutankhamun. Once the door is open, it takes two days of hard work to clear debris at another descending staircase. This time they found a second door, which has the seal of the Royal Necropolis and Tutankhamen. The workers make a hole in the stone door, and by using light candle, Carter peered into. Lord Carnarvon asked, "Can you see it?". Carter replied, "Yes, wonderful things."There, in the vestibule, there is a treasure that was incredible. There are even more in the space, which takes three months to get to. Lord Carnarvon himself opened the door was on February 17, 1923. The mummy of King Tutankhemen lying in three coffins. Two coffins were made of gold outermost mounted on a wood frame. While most in the coffin all made 300 pounds of pure gold. In the gold coffin lay something more amazing. The mummy was covered by a mask of a person's death the king boy. Tutankhamun's mummy lay beneath 13 layers of linen cloth. After Carter took it off, he found the necklace hidden inside to ward off evil spirits.
Coffin of King Tutankhemen
For centuries the resins and oils that are used to make mummies have been turned into glue that holds linen. To remove the necklace, Carter radical action, namely to cut up the mummy. This is fatal. Within 14 days, two of the people involved had died suddenly.Even in 1929, 13 people died because of one reason .... "The Curse"Carvarnon Lord died on 6 April 1923 because of pneumonia, complications resulting from bites of infected mosquitoes. Then the journalists found an inscription near the tomb of warning about the earlier deaths. They then say that the "Curse of the Pharaoh Tutankhemen who killed Lord Carvarnon". Following then, Lady Carnarvon, who followed her husband into the afterlife with no obvious cause of death.In the same year, one died suddenly after visiting this cemetery and is considered an act of "curse" as well. He is Pecky Callender, who helped Carter entered the tomb.Experienced by the mysterious death of one of the wealthy businessman who visited the tomb Tutankhemen, George Jay Gould. To tour this expensive, Gould must pay dearly.Night after visiting the tomb, he had a fever, and the next day he died.The young king treasure is exhibited in many museums around the world. When Arthur C. Mace of the Metropolitan Museum of Art in New York, and George Benedite from the Louvre Museum, Paris, part of it mysteriously died after exhibiting these treasures in their museum! Back, "Curses Tutankhemen" is blamed for the death of two people. The curse is back in action and be questioned over the death of the little people once involved with this expedition. For example a personal secretary named Howard Carter, Robert Bathnell bandwagon died under mysterious circumstances. Three months later, Bathell father, Lord Westbury jumped from the 7th floor and died. He left a message, meyalahkan Tutankhemen curse on his son's death.Not just end there, as the journey to the grave, Lord Westbury hearse hit a child 8 years old. The boy was killed instantly, as well as an employee of the British Museum in the field of Egyptology. For three decades the curse was not attacked until the last time Tutankhemen resting place disturbed. Until now, accounting for approximately 25 people who had died with the curse of Tutankhamun disangkut pautkan. The last time that happened to a tourist Sheryl Munson in 1995.Many scientists began to examine the curse of the pharaohs from the scientific point of view. James Randi, famous juggler, in his Encyclopedia of Claims, Fraunds and Hoaxes of the Occult and two sides, write down the names of all the Europeans who were present when the tomb of Tutankhamun was opened and when they died. Ever heard the name "actuarial tables". This table gives the value of our life expectancy, based on where we live, whether smoking or not, etc.. Randi examine the actuarial tables that are relevant to everyone who is connected with the tomb of King Tutankhemen, and who will die next.Apparently, the people who attended the opening of the tomb, live one year longer than actuarial tables forecast. Howard Carter died at the age of fair, which is 66 years. Dr.Douglas Derry, who dissected the mummy, died at the age of 80 years. And Alfred Lucas, the chemist who analyzed the mummified body tissue, died at the age of 79 years.Other studies showed no significant effect on life expectancy of those involved in the excavations. So it can be concluded, it is a lie curse / did not exist.Justify the scientific research has succeeded in revealing who the real killers?True. And the real culprit was found on tomb walls. The victims may not recognizes that in the walls of the tomb is full of beautiful ornaments that were hidden thousands and even more deadly killer who had lived 3000 years old!The walls were covered by a small brown mushrooms. Bacteria may arise from the plaster or paint and plaster life of moisture after the tomb was closed. And the killer is actually a deadly bacteria called aspergillus niger. Warm in the tomb, bacteria that attacks the respiratory system is growing. He is the only creature that can survive for 3000 years in the grave. When Shryl Munson, who took part last victim died after visiting the tomb comes with a fragile body resistance, it is the main home for the fungus.Spores were exploited and the weak cell attack, destroy it while spreading. Sheryl Munson lack of oxygen, 10 days after hospital admission, lung function stops. Team doctors found aspergilllus niger fungus at the time of lung biopsy Sheryl Munson and lethal fungus was found to be much longer in the tomb of Tutankhamun, particularly in the walls of the tomb. Sheryl was already doing a very fatal to his life at the time of visiting the tomb Tutankhemen. He touched the walls of the tomb and rubbed his fingers into a painting, where there have been waiting a very deadly bacteria to migrate into the body.So also with the people involved in the demolition of the tomb. Working with mummy can be fatal, both for researchers and the mummy. Howard Carter's reckless actions that cut up the mummy's body have fatal consequences for those involved. Because the researchers were able to suck the spores of mummy dust. Instead, researchers could provide the bacteria or moisture on the surface of the mummy that can lead to decay.Although it had been dead for thousands of years, the mummies of bacteria living together. Some harmless, but some are very deadly. Do not wear protective gear when working with the mummy, will be very vulnerable to infection by fungal spores. And that's what happened to Carter and the people around him. Autopsy of the mummy of Tutankhamun was hasty in removing a lot of terrible invisible killer. Worse, when the autopsy was in progress, Carter and his colleagues did not wear any protection, they just wear everyday clothes. So the damage may occur cross between researchers and mummies. But many people are lucky like Carter is not infected by this bacteria.Darimakah origin of the curse?Curse popularized by Hollywood movies, but it seems to come from a book of fiction.One possibility is a short story called Lost in a Pyramid: The Mummy's Curse, written by Lousia May Alcott in 1860. Another possibility is a story written by American painter, Joseph Smith (1863-1950). He told the curse that befell in-law of Tutankhamun, King Akhenaton. Throne was given to the third daughter of King Akhenaton died. When Tutankhemen married with three daughters, the royal throne given to him. King Akhenaton unpopular ministers, because he had interfered with their religious affairs. He brings together hundreds of gods into one god, Ra, the Sun God.After Akhenaton's death, the priests took revenge by condemning the "heart and soul" to wander separately in space and never baersatu to eternity ". But the curse is not intended to Tutankhemen. Keplala priest, Ay, take tkhta when Tutankemen died. Andthere is speculation that he was the one who actually was behind the mysterious death of this young king
There are four "Amarna kings" in the 18th Dynasty and the third Tutankhamun. Due to the 19th Dynasty did not like the rules of the 18th Dynasty, the kings of the Amarna royal family dropped from the list and it's done in public. The monument was destroyed Tutankhemen king, and the location of his grave is forgotten. And that is true, the existence of the young king's tomb which is unfortunate really forgotten by the 20th Dynasty. As chief architect started carving stone to make the tomb of Ramesses VI, he did not know that he has let the debris fall on the tomb of King Tutankhamun.And since then, the tomb of the young king is totally forgotten that he had also not a great ruler, not at all impressive. But this would bring benefits to the 3,300 years later, why?Because the hidden tomb and his treasures remain untouched. And this makes eating the young King Tutankhamun is the only tomb in the ancient Egyptian kings buried in the Valley of the Kings Luxor is not compromised for centuries by the robbers.
In November 1922, an archaeologist named Howard Carter had spent seven years and was frustrated to find the tomb of King Tutankhamun in the Valley of the Kings, Luxor.But wait as long as it was not in vain for him, his workers dug four meters below the tomb of Ramses VI, where they found an entrance in the rock that led to a passageway with a three meter high and two meters wide. They clean up the debris, and in step-20, they found the stone that closed the door.This was exciting news, and Howard Carter immediately invited his financier, Lord Carnarvon, to come to the site for the opening of the tomb. Carter and Carnarvon on the afternoon of 24 November, when all the rubble was removed to reveal the stone door with the seal of King Tutankhamun. Once the door is open, it takes two days of hard work to clear debris at another descending staircase. This time they found a second door, which has the seal of the Royal Necropolis and Tutankhamen. The workers make a hole in the stone door, and by using light candle, Carter peered into. Lord Carnarvon asked, "Can you see it?". Carter replied, "Yes, wonderful things."There, in the vestibule, there is a treasure that was incredible. There are even more in the space, which takes three months to get to. Lord Carnarvon himself opened the door was on February 17, 1923. The mummy of King Tutankhemen lying in three coffins. Two coffins were made of gold outermost mounted on a wood frame. While most in the coffin all made 300 pounds of pure gold. In the gold coffin lay something more amazing. The mummy was covered by a mask of a person's death the king boy. Tutankhamun's mummy lay beneath 13 layers of linen cloth. After Carter took it off, he found the necklace hidden inside to ward off evil spirits.
Coffin of King Tutankhemen
For centuries the resins and oils that are used to make mummies have been turned into glue that holds linen. To remove the necklace, Carter radical action, namely to cut up the mummy. This is fatal. Within 14 days, two of the people involved had died suddenly.Even in 1929, 13 people died because of one reason .... "The Curse"Carvarnon Lord died on 6 April 1923 because of pneumonia, complications resulting from bites of infected mosquitoes. Then the journalists found an inscription near the tomb of warning about the earlier deaths. They then say that the "Curse of the Pharaoh Tutankhemen who killed Lord Carvarnon". Following then, Lady Carnarvon, who followed her husband into the afterlife with no obvious cause of death.In the same year, one died suddenly after visiting this cemetery and is considered an act of "curse" as well. He is Pecky Callender, who helped Carter entered the tomb.Experienced by the mysterious death of one of the wealthy businessman who visited the tomb Tutankhemen, George Jay Gould. To tour this expensive, Gould must pay dearly.Night after visiting the tomb, he had a fever, and the next day he died.The young king treasure is exhibited in many museums around the world. When Arthur C. Mace of the Metropolitan Museum of Art in New York, and George Benedite from the Louvre Museum, Paris, part of it mysteriously died after exhibiting these treasures in their museum! Back, "Curses Tutankhemen" is blamed for the death of two people. The curse is back in action and be questioned over the death of the little people once involved with this expedition. For example a personal secretary named Howard Carter, Robert Bathnell bandwagon died under mysterious circumstances. Three months later, Bathell father, Lord Westbury jumped from the 7th floor and died. He left a message, meyalahkan Tutankhemen curse on his son's death.Not just end there, as the journey to the grave, Lord Westbury hearse hit a child 8 years old. The boy was killed instantly, as well as an employee of the British Museum in the field of Egyptology. For three decades the curse was not attacked until the last time Tutankhemen resting place disturbed. Until now, accounting for approximately 25 people who had died with the curse of Tutankhamun disangkut pautkan. The last time that happened to a tourist Sheryl Munson in 1995.Many scientists began to examine the curse of the pharaohs from the scientific point of view. James Randi, famous juggler, in his Encyclopedia of Claims, Fraunds and Hoaxes of the Occult and two sides, write down the names of all the Europeans who were present when the tomb of Tutankhamun was opened and when they died. Ever heard the name "actuarial tables". This table gives the value of our life expectancy, based on where we live, whether smoking or not, etc.. Randi examine the actuarial tables that are relevant to everyone who is connected with the tomb of King Tutankhemen, and who will die next.Apparently, the people who attended the opening of the tomb, live one year longer than actuarial tables forecast. Howard Carter died at the age of fair, which is 66 years. Dr.Douglas Derry, who dissected the mummy, died at the age of 80 years. And Alfred Lucas, the chemist who analyzed the mummified body tissue, died at the age of 79 years.Other studies showed no significant effect on life expectancy of those involved in the excavations. So it can be concluded, it is a lie curse / did not exist.Justify the scientific research has succeeded in revealing who the real killers?True. And the real culprit was found on tomb walls. The victims may not recognizes that in the walls of the tomb is full of beautiful ornaments that were hidden thousands and even more deadly killer who had lived 3000 years old!The walls were covered by a small brown mushrooms. Bacteria may arise from the plaster or paint and plaster life of moisture after the tomb was closed. And the killer is actually a deadly bacteria called aspergillus niger. Warm in the tomb, bacteria that attacks the respiratory system is growing. He is the only creature that can survive for 3000 years in the grave. When Shryl Munson, who took part last victim died after visiting the tomb comes with a fragile body resistance, it is the main home for the fungus.Spores were exploited and the weak cell attack, destroy it while spreading. Sheryl Munson lack of oxygen, 10 days after hospital admission, lung function stops. Team doctors found aspergilllus niger fungus at the time of lung biopsy Sheryl Munson and lethal fungus was found to be much longer in the tomb of Tutankhamun, particularly in the walls of the tomb. Sheryl was already doing a very fatal to his life at the time of visiting the tomb Tutankhemen. He touched the walls of the tomb and rubbed his fingers into a painting, where there have been waiting a very deadly bacteria to migrate into the body.So also with the people involved in the demolition of the tomb. Working with mummy can be fatal, both for researchers and the mummy. Howard Carter's reckless actions that cut up the mummy's body have fatal consequences for those involved. Because the researchers were able to suck the spores of mummy dust. Instead, researchers could provide the bacteria or moisture on the surface of the mummy that can lead to decay.Although it had been dead for thousands of years, the mummies of bacteria living together. Some harmless, but some are very deadly. Do not wear protective gear when working with the mummy, will be very vulnerable to infection by fungal spores. And that's what happened to Carter and the people around him. Autopsy of the mummy of Tutankhamun was hasty in removing a lot of terrible invisible killer. Worse, when the autopsy was in progress, Carter and his colleagues did not wear any protection, they just wear everyday clothes. So the damage may occur cross between researchers and mummies. But many people are lucky like Carter is not infected by this bacteria.Darimakah origin of the curse?Curse popularized by Hollywood movies, but it seems to come from a book of fiction.One possibility is a short story called Lost in a Pyramid: The Mummy's Curse, written by Lousia May Alcott in 1860. Another possibility is a story written by American painter, Joseph Smith (1863-1950). He told the curse that befell in-law of Tutankhamun, King Akhenaton. Throne was given to the third daughter of King Akhenaton died. When Tutankhemen married with three daughters, the royal throne given to him. King Akhenaton unpopular ministers, because he had interfered with their religious affairs. He brings together hundreds of gods into one god, Ra, the Sun God.After Akhenaton's death, the priests took revenge by condemning the "heart and soul" to wander separately in space and never baersatu to eternity ". But the curse is not intended to Tutankhemen. Keplala priest, Ay, take tkhta when Tutankemen died. Andthere is speculation that he was the one who actually was behind the mysterious death of this young king
0 comments:
Post a Comment